Lirikan Ke Lain Hati: Perjalananku Menjadi Food-Travel Blogger

Saya seorang graphic designer. Berlatar belakang pendidikan di jurusan desain komunikasi visual, ketika bekerja saya tetap pada “jalur”nya sebagai in house graphic designer di sebuah perusahaan ritel swasta selama lebih dari 12 tahun. Selain pekerjaan tetap, nyambi pun masih konsisten di bidang yang sama yaitu sebagai freelance graphic designer. Nggak bosan? Nope, karena ini bidang yang menjadi passion saya sejak kuliah.




Seiring berjalannya waktu, saya menemukan hal-hal baru. Dari sekedar ketertarikan, menjadi hobi, dan sekarang saya cukup yakin menyatakan hal ini sudah menjadi passion (baru): BLOGGING, khususnya tentang Kuliner dan Travelling. Lirikan ke lain hati? Well, yes and no. Yes, karena dunia blogging berbeda dengan industri desain grafis. No, karena passion lama tidak sepenuhnya saya tinggalkan. Ilmu yang saya peroleh dari desain grafis bisa mendukung dalam blogging, misalnya pengetahuan fotografi, editing foto/video, serta warna/komposisi/estetika untuk memperindah tampilan blog.

Mengapa blogging

Saya adalah anak tunggal yang (saya sadari dan akui) masih memiliki egoisme tinggi -meskipun saya terus berusaha mengikisnya. Satu hal yang masih dirasa sulit adalah berbagi, dalam berbagai hal. Entah kenapa, saat bercerita lewat tulisan saya justru cenderung “berbagi” sebanyak-banyaknya, dengan deskripsi selengkap dan sedetil mungkin. Kemungkinan ini perpaduan sifat perfeksionis dan kegemaran saya menulis prosa ketika SD dulu. 

Tulisan jika disimpan sendiri hanya saya yang baca, namun ketika di-posting di blog bisa dibaca semua orang. Disini saya menyadari bahwa blogging dapat menjadi salah satu sarana untuk berbagi. Masih berbagi yang belum seberapa, memang, namun saya beharap orang lain bisa mendapat manfaat dari tulisan saya, sekecil apapun. Semoga!

Mengenai pilihan niche blog, yaa.. karena saya suka makan dan suka jalan-jalan. Sesimpel itu. Keduanya sejalan dan saling mendukung. Saat travelling ke suatu daerah, kita bisa sekaligus mencicipi ragam kulinernya. Sebaliknya, kadang untuk menemukan makanan tertentu, kita harus secara khusus pergi suatu tempat yang dapat dikatakan sebagai “travelling”, meskipun hanya menjelajah di kota tempat tinggal kita sendiri. Menulis harus dari hati, sehingga tentunya akan lebih menyenangkan dan jujur jika membahas hal yang menjadi passion kita, bukan?

Loyalitas pada bidang kerja seperti yang saya ceritakan di atas terjadi pula pada pilihan sarana primer bagi designer yaitu komputer. Sejak kuliah, kerja, sampai sekarang, hanya satu merek yang saya gunakan baik desktop, laptop, bahkan smartphone. Merek satu ini seolah melekat dengan profesi di bidang kreatif. Itu lho, merek berlogo buah tergigit *grin*. Agaknya sulit pindah ke lain hati.

Sejak belajar menjadi blogger, apalagi setelah tidak lagi ngantor, saya hanya menggunakan laptop yang dirasa lebih praktis dan fleksibel. Lebih ringkas (dibanding desktop), tidak perlu tempat khusus yang harus selalu terhubung dengan listrik, jadi bisa kerja dimana saja. Hm, beneran dimana saja?


Presentasi project tidak perlu di-print lagi, tinggal bawa laptop ke cafe saat ketemu klien

Nyatanya, laptop saya sangat jarang keluar rumah. Jadi kalau ditanya pengalaman travelling (ke luar kota/luar negeri) membawa laptop, jawabannya: TIDAK ADA. Meskipun bukan backpackers, gaya travelling saya banyak menggunakan transportasi publik dan berjalan kaki. Oleh karenanya saya tidak mau tersiksa dengan tas yang berat. Saat travelling saya tidak pernah percaya pada save deposit box di kamar hotel, sehingga semua barang berharga pasti dibawa kemana pun saya pergi. Jika kamera dan perangkatnya sudah cukup membuat bahu pegal, pastilah laptop saya coret dari daftar bawaan sebab charger-nya saja sudah berat. Posting artikel lewat HP? Oh, noo! Tampilan blog saya harus diatur dari format desktop, lalu secara otomatis diadaptasi ke format mobile. Sebaliknya jika diunggah dari format mobile maka akan berantakan pada format desktop-nya. Sebagai designer yang perfeksionis, tentunya ini tak boleh terjadi. Akibatnya hingga kini saya berprinsip, “posting tulisan di blog setelah pulang, saat travelling cukup posting foto/video di 
media sosial lewat smartphone saja.”

Prinsip yang kuat ini mulai goyah saat saya mengenal laptop ASUS ZenBook UX331UAL. Awalnya saya melirik karena body ramping dan warna rose gold yang sedang trend. Ketika coba diangkat, wow… ringan banget! Seketika penasaranlah saya untuk menyelidiki lebih lanjut. Meskipun bukan computer geek, sedikit-sedikit saya masih mengerti tentang spesifikasi laptop, setidaknya yang sesuai kebutuhan saya. Urusan research sebelum membeli barang, saya selalu berusaha teliti dan mencari informasi seakurat mungkin. Terlebih barang penting (dan mahal) seperti laptop, tidak boleh asal-asalan supaya nantinya tidak kecewa karena salah pilih, ‘yekann? Macam memilih teman hidup saja.. #ehh

Hasil browsing plus tanya teman-teman blogger, ternyata produk ASUS banyak direkomendasikan. Khusus ZenBook UX331UAL ada beberapa keunggulan yang memukau. Mari kita lirik sama-sama:

- Hanya 985 gram! Bobot sedemikian bisa tercapai berkat penggunaan magnesium alloy yang sangat ringan serta integrated graphics yang tidak hanya ringkas dan enteng, juga lebih hemat energi. Dimensinya hampir serupa kertas A4 dengan ketebalan hanya 13,9 mm sehingga mudah diselipkan dalam tas. Girls, laptop ZenBook UX331UAL muat di tas jinjing kita yang stylish, lho!

Ringan, ga kayak barbel!

- Military Grade MIL-STD 810G, nilai lebih yang jarang dimiliki merek lain. Penasaran tes apa saja yang dilakukan untuk mendapatkan grade tersebut? Silahkan googling sendiri ya, soalnya buanyaak banget. Saya sih cukup menyaksikan langsung bahwa laptop ZenBook UX331UAL masih tetap berfungsi normal setelah jatuh dari ketinggian semeter lebih dan diinjak orang berbobot lebih dari 100kg. Kalau mau lihat pengujian lebih ekstrim coba intip channel YouTube milik Raditya Dika, dimana laptop ini masih hidup setelah dilindas motor! Kurang tangguh apa lagi untuk dibawa travelling?

- Baterai awet, cukup krusial ketika kita "bekerja" sambil travelling. Karena laptop tidak seperti smartphone yang bisa pakai powerbank, jika baterainya cepat habis kita akan repot cari colokan listrik melulu. Nah, ZenBook UX331UAL mampu bekerja hampir 5 jam pada pemakaian multitasking non-stop, dan terlama hingga 15 jam pada kondisi tertentu. Dibawa camping ke gunung masih aman, nih!

Edit foto liburan sambil piknik di taman? Bisa banget!

- Wi-Fi Master. Sebagai blogger yang ingin tetap bekerja sambil travelling, konektivitas internet amatlah penting. Saya biasanya menggunakan tethering dari smartphone, namun saat bepergian ke luar negeri misalnya, mau tidak mau harus mengandalkan wifi (berbayar maupun gratisan). Fitur Wi-Fi Master pada ZenBook UX331UAL menawarkan kecepatan hingga 867Mbps dan jarak lebih dari 300 meter dengan teknologi dual-band 802.11ac. Streaming full HD pun lancar jaya!

- Performa yang mumpuni. Bagi saya blogging bukan sekedar menulis lalu mengunggahnya begitu saja. Sebagai penggemar fotografi, saya mementingkan aspek visual. Sebagai graphic designer, saya terbiasa mengolah foto (dan video, walau masih belajar) dengan software yang terkenal cukup "berat" sehingga laptop harus memenuhi standar tertentu. Meskipun mungil dan ramping, ZenBook UX331UAL bahkan melampaui standar tersebut. Didukung prosesor Intel Core i5-8th generation dan RAM 8GB LPDDR3 menjadikan performa grafisnya masih oke menjalankan aplikasi rendering bahkan game 3D resolusi rendah hingga menengah. Cek spesifikasi detilnya disini, dijamin tambah yakin deh!


- Visual dan audio yang memanjakan mata dan telinga. Sebagai designer, kualitas visual menjadi perhatian saya. Layar Full HD 13,3 inci memiliki lebar 100% sRGB warna gamut untuk warna yang hidup dan akurat sehingga terlihat lebih alami. Dilengkapi teknologi wide-view 178° menjadikan kualitas gambar tidak terdegradasi ketika dilihat dari sudut ekstrim. Mengenai audio, penggunaan sistem tersertifikasi Harman Kardon memberikan pengalaman audio kualitas terbaik bagi penggunanya. Yeay, tak hanya canggih untuk bekerja, ZenBook UX331UAL seru ‘nih buat nobar rame-rame saat travelling bersama teman-teman.


- Pengalaman komputasi terbaik dengan akses sekali sentuh dan sistem operasi Windows 10. Mengakses ZenBook UX331UAL cukup dengan satu sentuhan berkat teknologi fingerprint sensor dan Windows Hello. Cepat dan aman untuk login saat bepergian tanpa khawatir ada orang yang memata-matai kata sandi kita. OS Windows 10 menghadirkan fitur Modern Standby untuk pengalaman instant-on/instant-off seperti pada smartphone, serta Windows Cortana yaitu asisten digital pribadi yang bisa membantu mengatur kesibukan kita.


Blend in ketika dipajang bersama dekorasi rumah yang cantik

Dari segi penampilan saya sudah kesengsem berat dengan warna rose gold yang terlihat mewah sekaligus stylish. Buat para pria yang merasa rose gold terlalu girly, don't worry, guys.. karena tipe ini juga tersedia dalam warna deep dive blue yang keren dan manly. So kewl!


ASUS ZenBook UX331UAL benar-benar impian para traveller banget. Jika biasanya travelling hanya membawa smartphone, kini saya yakin bisa bepergian menenteng laptop untuk meningkatkan produktivitas. Dengan demikian semakin mantaplah lirikan saya ke profesi food-travel blogger, karena the mighty laptop siap sedia menemani kemana pun kaki melangkah.

Ringan melangkah bersama ZenBook UX331UAL

Kuliner dan travelling sudah menjadi passion saya sejak lama, baru kemudian diaktualisasikan lewat blogging, bertepatan dengan saya mengenal ASUS ZenBook UX331UAL. Suatu kebetulan yang pas?
Well, I believe it called FAITH.

Kuy, mau ikutan melirik ZenBook UX331UAL?

Hayo tebak, saya sedang kerja atau asyik nonton?

Comments

Popular Posts