Bersantai Menutup Hari di Kampung Kemang

Jumat sore selepas jam kantor, ini saatnya melepas kepenatan yang menumpuk selama lima hari. Sudah menjadi semacam habit bagi warga Jakarta untuk hangout di hari Jumat sore hingga malam, sekedar makan malam sambil ngobrol santai bersama pasangan, teman, atau kolega. 

Kemang, sebagai salah satu pusat keramaian yang sudah ternama sejak lama, menjadi tujuan favorit kaum urban di bilangan Jakarta Selatan untuk kongkow sepulang kerja. Keadaan ini mendorong semakin menjamurnya tempat makan di seluruh area Kemang, mulai dari restoran berjaringan internasional, cafe, food court, hingga warung.




Salah satu tempat makan di Kemang yang tergolong baru adalah Kampung Kemang. Menempati lokasi sangat strategis di Jalan Kemang Raya, Kampung Kemang menawarkan konsep food court yang cukup unik yaitu membidik komunitas sebagai target marketnya. Saat ini begitu banyak komunitas di Jakarta namun sering kesulitan mendapat tempat gathering yang nyaman dengan harga terjangkau. Kampung Kemang didirikan untuk menjawab kebutuhan ini dengan area yang luas (kapasitas sekitar 300 orang), lahan parkir yang memadai (dapat menampung hingga 70 mobil), dan makanan enak dengan harga terjangkau. Hebatnya lagi, tidak ada charge khusus untuk menyewa tempat ini, cukup dengan membeli makanan dan minumannya saja tanpa membawa makanan dan minuman dari luar.






Bangunannya terletak agak jauh di dalam, tergolong sederhana, tidak bertingkat, dan berlatarkan gedung pencakar langit di kejauhan. Interior di sini ketika saya perhatikan seperti sebuah rumah yang dimodifikasi menjadi lebih terbuka. Area yang luas seakan terbagi menjadi beberapa bagian dengan meja dan kursi makan yang berbeda. Di bagian depan terdapat meja dan bangku kayu panjang tanpa sandaran seperti di warung, di bagian tengah ada meja-meja lebih kecil dengan kursi anyaman rotan seperti umumnya di cafe, sedangkan di bagian belakang adalah area terbuka tanpa atap dengan meja kursi besi. Saat malam hari dan tidak hujan begini area belakang terlihat cantik dan bernuansa romantis dengan hiasan lampu bohlam gantung. Di satu sudut ada sebuah kursi ayunan yang tampak nyaman untuk duduk-duduk sambil menikmati minuman dan snack bersama pasangan, a romantic corner! Area yang luas dan terbuka seperti ini tentunya tidak memakai AC, dan memang tidak perlu karena hembusan angin sebagai "AC alami" sudah cukup membuat nyaman.




Kampung Kemang sendiri hanya menjual minuman saja, dari yang simple seperti kopi, teh, juice hingga minuman beralkohol tetapi tetap dengan harga terjangkau. Untuk segelas cocktail disini kisaran harganya hanya Rp 40.000,- ke bawah (di wilayah elit sekelas Kemang, harga itu murah banget lho!), dan pada periode tertentu ada pula promo buy 2 get 1 free untuk minuman alkohol botolan.

Untuk makanannya, seperti umumnya food court, terdapat beberapa tenant di Kampung Kemang. Saat ini terdapat 3 tenant akanan yang mengisi yaitu Mie Ayam Koga, Martabak D'Marco, dan Nasi Goreng Laka-Laka. Menurut Andreas sang owner, Kampung Kemang memang bertujuan memberikan kesempatan kepada kalangan UKM untuk membuka usaha, maka sengaja tidak menghadirkan tenant makanan ternama. Saya lihat masih ada satu space kosong yang tersedia, barangkali ada yang berminat mengisinya? :P



Baiklah setelah membahas tempat, tidak afdhol jika tidak mengenal makanan dan minumannya. Bagi Anda yang berminat mampir atau bahkan mengadakan acara di sini, mungkin bisa menjadi masukan.


KAMPUNG KEMANG BAR
Customer yang makan (hampir) pasti membutuhkan minum, dan bisa pula customer yang awalnya hanya ingin minum-minum sambil duduk santai jadi tertarik memesan cemilan hingga makanan berat. Seperti yang sudah saya sebutkan tadi, minuman hanya dijual oleh pihak Kampung Kemang saja, sedangkan tenant hanya menjual makanan tanpa minuman. Jadi, hampir bisa dipastikan setiap customer akan memesan dari Kampung Kemang dan para tenant makanan. Sebuah kerja sama yang saling menguntungkan, bukan?




Area tempat menyajikan minuman terletak di bagian tengah bangunan, berbentuk bar dengan beberapa kursi bar di salah satu sisinya. Berbagai jenis minuman tersedia, baik yang dibuat disini maupun minuman kemasan (botolan). Pada kesempatan ini saya mencoba dua minuman andalan Kampung Kemang.

Ice Chocolate (IDR 17k)
Jangan terlalu mengharapkan susu coklat manis nan gurih disini, karena ice chocolate Kampung Kemang benar-benar terasa coklat dengan seberkas rasa pahit dari dark chocolate dan tidak terlalu manis. Penggemar coklat seperti saya justru suka versi ini karena tidak membuat eneg meskipun menghabiskan segelas besar sendirian. Jika sedang tidak ingin minuman dingin, tersedia hot chocolate sebagai alternatif.












Flavour Ice Tea - Peach (IDR 15k)

Bosan dengan es teh manis standar? Flavour ice tea bisa menjadi pilihan. Saya mencoba varian peach, es teh dengan sirup peach dan potongan buah peach kalengan. Meskipun bagi saya agak terlalu manis di awalnya, tetapi saya suka karena potongan buah peach-nya cukup royal. Kalau di tempat lain sering saya temukan buah peach dipotong dadu kecil-kecil dan hanya sedikit, versi Kampung Kemang memberikan tiga potong besar buah peach, mantap! Apalagi setelah esnya mencair hingga menetralisir rasa manis yang berlebihan menjadi pas di lidah saya. Tidak mengherankan jika minuman menyegarkan ini menjadi salah satu best seller.











MARTABAK D'MARCO

Sesuai namanya yang merupakan singkatan dari MARtabak dan COffee, D'Marco mengusung martabak sebagai bintang utamanya. D'Marco didirikan pada tanggal 10 Mei 2012 oleh tiga orang yaitu Ika Hendrani, Ira Lathief, dan Budiyono dengan outlet pertama berkonsep mini cafe di Sabang. Beliau bertiga mempunyai visi misi untuk menaikkan "derajat" martabak manis dari makanan kelas kaki lima yang biasa dijual di pinggir jalan menjadi makanan yang layak disajikan di cafe atau resto. Lebih jauh lagi, ke depannya mereka ingin menjadikan martabak manis sebagai kuliner khas asal Indonesia yang mendunia seperti halnya pizza dari Italia. Setelah mini cafe di Sabang mendapat sambutan baik, D'Marco membuka cabang kedua di daerah Tebet pada 20 November 2013 dengan konsep food court, dilanjutkan cabang ketiga di Kampung Kemang pada 1 Mei 2014 yang juga berkonsep food court.




Bagaimana dengan makanannya? Berbagai varian martabak disediakan di sini, mulai dari varian klasik martabak manis yang jadi menu standar di martabak kaki lima hingga menu modifikasi hasil kreasi ownernya. Penasaran? Mari kita coba…

Martabak Burger (IDR 30k)

Salah satu hasil kreasi terbaru dari sang owner yang menjadi menu favorit. Meskipun base-nya berbahan martabak manis, ternyata cocok saja dipadukan dengan topping asin dan savory seperti burger ini. Base martabaknya dibuat tidak terlalu tebal dan tidak ditaburi gula seperti martabak manis di luaran. Di atasnya diletakkan selada, keju, irisan tomat, dan patty burger di paling atas, kemudian di-garnish dengan saus sambal dan mayones. Ketika dimakan sekaligus rasanya enak dengan perpaduan rasa dan tekstur dari semua komponennya. Ada rasa asin, sedikit pedas manis, dan gurih semua terasa balance di mulut. Base martabaknya sendiri enak, tidak hambar, ketebalannya pas sehingga tetap empuk, dan yang terpenting untuk saya adalah tidak terlalu berminyak. Tidak percuma jika sang owner sampai belajar langsung dari tukang martabak berpengalaman, sehingga bisa menghasilkan base martabak manis seenak ini. Besar porsinya tergolong mengenyangkan untuk satu orang seperti saya, kecuali jika kapasitas perutnya besar mungkin harus tambah seporsi lagi *wink*.


Martabak Nutella (IDR 25k)

Penggemar coklat terutama Nutella pasti suka menu simple nan menggugah selera ini. Martabak manis dioles Nutella spread yang cukup "royal" sebagai pengganti coklat meises pada martabak manis standar, sesederhana itu… tapi rasanya jangan ditanya! Saya pribadi suka karena meskipun olesan Nutella cukup tebal tetapi adonan martabaknya tidak manis (justru ada sedikit rasa asin) sehingga secara keseluruhan manisnya tidak berlebihan. Bagi yang ingin variasi rasa lebih, tersedia martabak Nutella dengan pisang, kacang, strawberry, atau Oreo crumbs. Daripada sibuk membayangkan rasanya dari penjelasan saya ini, lebih baik langsung dicoba saja, deh…









Martabak Ice Cheese Oreo

Ini dia menu baru kebanggaan sang owner, Ika Hendrani, yang pastinya masuk dalam daftar best seller di D'Marco. Martabak manis ditaburi parutan keju dan Oreo crumbs, kemudian diberi satu scoop es krim di atasnya. Tak ketinggalan sebuah biskuit Oreo utuh ditancapkan di puncak es krim sebagai pelengkap garnish. Disarankan untuk menyantapnya segera setelah dihidangkan agar es krim tidak semakin mencair. Ketika dimakan sekaligus semua komponennya, terdapat perpaduan rasa dan tekstur yang begitu kompleks namun balance. Ada rasa asin, manis, creamy, tekstur halus lembut dari es krim dan Oreo crumbs yang agak kasar, serta base martabak yang masih hangat dengan dinginnya es krim… lengkap! Meskipun kelihatannya mudah hanya menggabungkan beberapa topping saja, namun saya yakin resep ini sudah melalui trial & error sebelumnya sehingga menghasilkan komposisi tepat untuk rasa yang pas dan nikmat.

Jika boleh memberi sumbang saran, mungkin akan menarik jika ada menu "create your own martabak" dimana konsumen bisa memesan martabak dengan perpaduan topping yang dikreasikan sendiri. Realisasinya yaitu dengan menjual additional topping secara terpisah, jadi konsumen dapat memesan tambahan topping sesuai kemauannya. Menurut saya, konsumen akan lebih tertarik atau terpancing kreativitasnya membuat menu martabak baru yang belum pernah ada sebelumnya, sesuai selera pribadi masing-masing. Cara ini sekaligus bisa menjadi masukan atau tambahan ide untuk menghasilkan kreasi menu baru yang selanjutnya bisa menjadi menu tetap di D'Marco. Ide dari banyak orang terkadang lebih baik daripada satu atau beberapa orang saja, bukan?



Selain beraneka menu martabak, tersedia pula beberapa pilihan menu nasi dan ayam, serta appetizer berupa dimsum, chicken wings, dan french fries. Pilihan menu yang cukup bervariasi menjadikan Martabak D'Marco dapat menjangkau berbagai kalangan dan usia karena konsumen tidak akan cepat bosan datang kesini lagi dan lagi.

Dari segi pelayanan tergolong baik dan makanan disajikan tidak terlalu lama, tapi saya rasa jika akan order dalam jumlah banyak lebih baik memesan sebelumnya. Bisa dimaklumi dari area dapurnya yang terbatas memang tidak memungkinkan membuat martabak dalam jumlah banyak dengan waktu cepat, apalagi jika sedang ramai pesanan.

Martabak D'Marco juga membuka peluang untuk kemitraan bersistem waralaba dengan paket investasi menarik. Informasi lengkap bisa dilihat di website www.dmarcocafe.com

Mari kita sama-sama menjadikan martabak manis sebagai kuliner khas Indonesia yang bisa dikenal dunia!




NASI GORENG LAKA-LAKA

Tenant yang satu ini khusus menjual menu nasi goreng saja, tepat sesuai "nama dagang" yang terpampang di depan outlet. Tersedia berbagai pilihan nasi goreng disini, dengan menu jagoan diantaranya Nas-Gor Kambing atau Nas-Gor Pete Kambing. Range harga berkisar antara 25k-35k yang tergolong wajar untuk seporsi nasi goreng di restoran. Menurut promosi yang disampaikan oleh Ika Hendrani mewakili Bayu, owner Nasi Goreng Laka-Laka yang malam itu berhalangan hadir, bumbu nasi gorengnya so special dan berbeda dari nasi goreng dimana pun. Wah, pas banget saya adalah penggemar nasi goreng, jadi tak sabar ingin mencoba!

Nas-Gor Ayam (IDR 25k)
Memang betul sesuai promosi, nas-gor disini bumbunya beda! Racikan bumbu spesial yang belum pernah saya temukan di tempat lain, terasa lebih rich and spicy, sedikit pedas tetapi tergolong tidak seberapa bagi yang suka pedas. Disajikan di piring beralas daun pisang dengan potongan ketimun, tomat, acar, kerupuk udang, serta taburan bawang goreng. Nasi goreng paling nikmat dimakan ketika masih hangat selesai dimasak, sayang sekali ketika saya mencoba nasgor sudah dingin sehingga berkurang kenikmatannya. Tidak ada komplain mengenai rasanya yang sudah pas dan enak, tetapi untuk saya pribadi, nasinya sendiri terlalu keras (pera) dan akan lebih baik jika lebih lunak sedikit saja.





Setelah kenyang makan dan minum, kita masih bisa berlama-lama menikmati penampilan live music dari sebuah band lokal yang tampaknya sudah biasa mengisi acara di sini. Band yang tampil malam itu cukup interaktif dan komunikatif dalam menghibur pengunjung, membuat customer betah dan tidak ingin cepat-cepat beranjak pergi meskipun sudah selesai makan minum.



 Duduk-duduk santai sekedar menikmati suasana malam atau nonton pertandingan bola selama musim piala dunia bisa menjadi pilihan Anda untuk menutup hari di Kampung Kemang.


Kampung Kemang Food Court
Jl. Kemang Raya No. 18, Kemang, Jakarta 12730
Facebook: Kampung Kemang      Twitter: @kampungkemang

Martabak D'Marco
Tel. +62 813 1113 6019 (Ika Hendrani)
Facebook: D'Marco Cafe      Twitter: @dmarcocafe
Website: www.dmarcocafe.com

Nasi Goreng Laka-Laka
Tel. +62 812 9000 1152

Comments

Popular Posts