Serba Pertama Bersama Teritorri

Sesuatu yang pertama pasti terasa istimewa, apalagi kalau "serba" pertama. Ya, ini pertama kalinya saya food tasting di Teritorri dan pertama kali pula ikut acara gathering OpenRice. Sudah beberapa kali saya ditelepon OpenRice untuk ikut serta, tapi baru kali ini bisa bergabung karena waktu dan lokasinya memungkinkan. Teritorri sendiri adalah teriyaki chain pertama di Indonesia.. serba pertama, kan? Tenang, masih ada lagi pertama lainnya.


LOCATION
Teritorri berada di Area 51, sebuah food junction di Pondok Indah Mall 1 yang terdiri dari 2 lantai. Lantai bawah untuk booth merchant dan lantai atas yang berformat resto/cafe. Di lantai atas inilah Teritorri berada. Area restonya terbagi 2, ada yang indoor yaitu bagian yang menyatu dengan dapur dan outdoor yang tepat di tepi jalan menuju/dari eskalator. 

Interior restonya (terutama yang di bagian indoor) berkesan homey seperti rumah di pedesaan Jepang dengan lantai, dinding, meja dan kursi serba kayu. Di dinding bagian belakang terdapat rak kayu berbentuk kotak-kotak rapi yang diisi benda-benda pajangan khas Jepang. Gaya interiornya memadukan sentuhan tradisional yang serba kayu dengan gaya modern yang bisa terlihat dari bentuk dan material kap lampu berbahan logam, juga adanya meja yang berkonsep seperti bar (lebih tinggi dari meja makan lainnya) di area outdoor. Meja ala bar inilah yang ditempati OpenRicers siang itu. Dapurnya sendiri bisa dibilang semi-open kitchen, karena tertutup tapi ada jendela sehingga tamu pun bisa melihat semua kegiatan di dapur. Area dapurnya kecil saja, namun rapi dan teratur baik cara kerjanya. Terbukti, meskipun dapurnya kecil tapi makanan cukup cepat terhidang, apalagi rombongan OpenRicers kami jumlahnya lumayan banyak sekitar 20 orang dan jenis makanan yang dicobakan cukup beragam. Rupanya, kepiawaian "tim dapur" ini tak lepas dari arahan sang head chef yang memang sudah berpengalaman mengelola resto Jepang di dalam dan luar negeri.


Satu hal lagi yang saya perhatikan dan saya suka melihatnya, yaitu graphic design perangkat restoran seperti buku menu, place mat dan sarung sumpit. Karakteristik design Jepang-nya kuat sekali, yaitu simple minimalis dengan nuansa modern.



DRINKS
Di awal acara, sejak baru datang dan menunggu para OpenRicers berkumpul, kami mendapat refillable Hot/Cold Ocha (IDR 10k)

Saya memilih cold ocha karena memang tidak suka minuman panas. Saya suka ocha-nya tidak terlalu pahit karena tidak pekat, tapi tidak kelewat encer juga. Pelayannya pun sigap menambahkan isinya ketika kita minta refill. Selain ocha, Teritorri juga menyediakan pilihan minuman beberapa jenis iced tea (range harga IDR 12-29k), fresh fruit juice (IDR 29-39k) dan minuman beralkohol termasuk sake (range harga IDR 75-155k).

THE FOODS
Acara food tasting sudah pasti fokusnya adalah menu yang akan dicoba. Ga sabar untuk mencicipi? Pastinya! Tapi, sebelum mulai makan ada penjelasan dahulu tentang Teritorri dan menu-menunya. Tak tanggung-tanggung, Pak Gatot Ariawan, sang head chef sekaligus co-owner Teritorri sendiri yang turun tangan. Beliau menceritakan secara garis besar seputar pengalamannya di dunia kuliner Jepang, konsep resto Teritorri, serta keunggulan hidangannya yaitu pada bahan baku yang semuanya kualitas utama. Teriyaki, bahan utamanya daging, maka digunakanlah daging terbaik yang didatangkan dalam keadaan chilled, bukan frozen. Keistimewaannya, daging selalu baru/fresh karena tidak bisa disimpan lama dan dari segi harga sudah tentu lebih mahal dari yang frozen. Daging berkualitas itu pun di-grilled dengan Lava Rock yang diimpor langsung dari Aussie. Kelebihan lava rock adalah bisa menghasilkan burnt flavour tapi daging masih tetap juicy. Unuk menu fusion sushi di sini sangat up-to-date dengan trend di USA, tetapi bahan bakunya tetap berkiblat dari Jepang sehingga dari segi rasa tidak terlalu creamy atau cheesy seperti kebanyakan menu fusion sushi di tempat lain.
Usai penjelasannya, kami diajak melihat sample 4 signature dish dari Teritorri:


House Salad with Soft Shell Crab (IDR 35k)
Menu ini merupakan salad khas Jepang karena menggunakan soyu dressing, isinya selada segar, kyuri, wakame, dan tomat cherry dengan topping kepiting bercangkang lunak yang digoreng berbalut tepung tempura. Untuk toppingnya bisa dipilih antara soft shell crab, salmon skin (IDR 29k), smoked salmon (IDR 45k), atau house salad saja tanpa topping (IDR 25k). Saya suka salad ini terutama karena soyu dressingnya yang terasa segar, light, dan bercita rasa Jepang banget. Bahkan tanpa topping tambahan apa pun saya suka salad ini.



Flaming Dragon Roll (IDR 75k)
Ini dia salah satu fusion sushi yang sedang trend di USA. Sushi yang satu ini menarik sekali, karena sesuai namanya, disajikan dengan di-flame di depan customer. Dragon roll terbungkus aluminium foil diletakkan di piring panjang yang dituangi sedikit minyak, kemudian waiter akan menyulut api sehingga piring berapi biru kekuningan. Jumlah minyak tentunya sudah disesuaikan kebutuhan sehingga api tipis saja dan akan mati dengan sendirinya, lalu ketika aluminium foil dibuka tampaklah dragon roll yang sudah matang sempurna, siap disantap. Bentuknya memang menarik menyerupai dragon (naga) dengan deretan sushi roll sebagai badannya dan kepala
+ekor udang besar di kedua ujungnya. Presentasi yang sebenarnya simple dengan memanfaatkan sampah udang, namun jadi menarik perhatian karena sudah dipikirkan dengan baik sesuai konsep makanannya.
Saya beruntung masih kebagian sepotong dragon roll ini. Potongannya besar, rasanya mantap dan kaya tekstur dari crunchy-nya ebi tempura, nasi yang pulen agak sticky, kelembutan potongan tipis alpukat, dan sedikit kenyal dari unagi on top with eel sauce. Basically saya tidak suka unagi lho.. tapi sekali ini saya tidak menyesal 'nekat' melahapnya, karena keseluruhan rasanya memang yummy.



Monkey Brain (IDR 35k)
Salah satu menu best seller di Teritorri. Namanya unik agak menyeramkan ya.. tapi jangan khawatir, hidangan ini sebenarnya 'aman' koq. Jamur champignon di-stuffed spicy salmon, kemudian dibalut tepung tempura dan dihidangkan dengan saus spicy mayo. Saat dimakan ada perpaduan antara tekstur crunchy dari tepung tempura, jamur champignon yang agak kenyal, dan lembutnya salmon. Dari segi rasa lebih dominan asin (tapi tidak keasinan yah) apalagi jika dicocol dengan saus spicy mayo yang dibentuk cantik di piring mengelilingi makanannya. Sebagai penyuka jamur dan salmon, menu ini enak dan saya suka baik dari rasa maupun teksturnya, namun bagi beberapa Openricers katanya terasa aneh. Hehe.. masalah selera saja kali yah...




US Rib Eye Teriyaki Set (150 gr-IDR 139k; 200 gr-IDR 155k)
Pastinya menu ini merupakan "jagoan" dari Teritorri dengan daging kualitas terbaik pula. Teriyaki disini selalu menggunakan daging rib eye dengan 3 jenis daging pilihan mulai dari grade tertinggi (dan termahal harganya) yaitu US, Australia, dan NZ. Ketiga pilihan tersebut masing-masing tersedia dalam ukuran 150 gr dan 200 gr, tinggal disesuaikan kapasitas perut kita :P. Menu set ini sudah lengkap dengan nasi, salad, dan miso soup, porsinya pas untuk satu orang. Dari semua komponen dalam set menu ini, teriyaki adalah bintangnya. Daging berkualitas diolah secara maksimal sehingga top enaknya.



Bento Special
Selesai mengobservasi keempat hidangan tersebut, Chef Ariawan mengatakan bahwa hidangan sudah siap untuk kami semua... saat makan yang dinanti pun tiba! Hidangan disajikan dalam bentuk bento, sehingga kami bisa mencicipi beberapa macam makanan sekaligus. Bento ini memang khusus hanya disediakan untuk OpenRicers saja, jadi tidak ada di buku menu. Penataannya cukup rapi walaupun simple, berisi nasi, salad, beef and chicken teriyaki, serta 3 potong sushi lengkap dengan wasabi dan pickles. Berikut review untuk setiap komponennya:

  • Nasinya putih, pulen, ditaburi potongan nori tipis di atasnya. Saya tidak sanggup menghabiskan seporsi nasi di bento ini karena sudah kekenyangan dengan potongan sushi yang notabene nasi juga... Berat hati rasanya menyisakan makanan, tapi apa daya perut sudah penuh, maaf ya nasi...
  • Saladnya berisi sayuran segar dengan mayonnaise home made Teritorri yang rasanya pas antara gurih, asin dan sedikit asam.
  • Teriyaki-nya sudah pasti istimewa dengan saus coklat kehitaman racikan andalan Teritorri. Kekentalan sausnya pas, rasanya enak, walaupun untuk saya sedikit terlalu asin (mungkin karena saya terbiasa mengurangi konsumsi garam).
  • Chicken Teriyaki-nya berupa potongan daging ayam yang cukup tipis, masih dengan kulitnya, dilapis tepung tempura kemudian di-deep fried sehingga crunchy saat dimakan. Cukup enak jika dimakan dengan saus teriyakinya, tapi overall tidak terlalu istimewa bagi saya. Sebenarnya di buku menu ada 2 jenis chicken teriyaki yaitu breaded chicken dan skinless grilled chicken. Kalau boleh memilih tentunya saya lebih cocok dengan yang kedua, karena saya tidak suka kulit ayam.
  • Bagaimana dengan Beef Teriyakinya? Nah, ada cerita disini. Agak kaget ketika mengangkat potongan grilled beef dengan sumpit, karena di bagian tengahnya masih terlihat merah. Awalnya agak sedikit ragu, mau dimakan atau tidak ya? Akhirnya nekat, saya coba juga! So, inilah pertama kalinya saya makan daging yang dimasak medium, karena biasanya selalu minta well done. Ternyata enak juga karena daging yang dimasak medium benar-benar masih juicy. Selain itu kualitas daging yang bagus memang tak bisa bohong, terasa lembut dan gurih. Saya yang bukan penggemar daging merah pun kali ini sangat menikmatinya.
  • Belum cukup sampai disitu, 3 potong sushi yang terhidang punya cerita sendiri. Dua diantaranya memakai unagi sebagai topping luarnya. Meskipun ini untuk pertama kalinya pula saya makan unagi, langsung santap sajalah.. ternyata, not bad! Unaginya agak kenyal, di-grill dan dibumbui jadi tak masalah karena rasanya menyatu dengan keseluruhan sushi yang berisi crab stick dan kyuri. Tepat saat saya menyantap sushi itu, chef Ariawan yang sedang berkeliling ke meja kami menjelaskan bahwa crab stick yang dipakai adalah 1st grade yang diimpor dari Jepang. Hmm.. tak heran kalau rasanya seenak ini. Sepotong salmon nigiri terakhir menjadi pengalaman tak terlupakan bagi saya. Untuk pertama kalinya… saya menyantap salmon mentah! Sempat ragu sebelumnya, tapi saya pikir kepalang tanggung.. hap, masuk mulut sekaligus. Rasanya, jangan ditanya! Hampir saja keluar lagi, cepat-cepat saya kunyah, telan, langsung minum ocha.. aman! Sungguh pengalaman pertama yang tak akan terlupakan. Salmonnya memang fresh dan kualitasnya tidak diragukan, warnanya orange cantik dan tidak amis, tapi.. sushi berbahan mentah rupanya memang tidak cocok untuk saya. Rasanya ini akan menjadi yang pertama sekaligus terakhir saya makan ikan mentah.. kapok :(

DESSERT
Selesai menyantap semua hidangan -beneran ludes semuanya nih.. maklum OpenRicers- datanglah seporsi dessert manis menyenangkan yaitu:


Matcha Ice Cream with Ogura (IDR 19k)
Satu scoop matcha ice cream dengan sejumput ogura di atasnya. Meskipun bukan penggemar matcha, saya bisa merasakan bahwa yang satu ini memang istimewa rasanya. Aroma matcha dan tingkat kemanisannya pas, ice creamnya lembut, dan oguranya enak.. Hmm, andaikan ada 1 porsi lagi ya.. hehehe.

SERVICE
Siang itu cukup banyak meja terisi di Teritorri, karena memang sedang jam makan siang. Terlihat jelas bahwa pelayanan di resto ini baik. Saya sempat memperhatikan di meja-meja lain, pelayannya ramah dan sigap sehingga semua tamu terlayani dengan baik, dan makanan pun tidak terlalu lama keluar dari dapur. Khusus untuk kami para OpenRicers yang hadir masih mendapat 'extra treatment' yaitu goody bag berisi merchandise Teritorri. Chef Ariawan memang tidak tanggung-tanggung menjamu kami siang itu, what an excellent hospitality!



Teritorri - Teriyaki Experience
Area 51 Level 2, Pondok Indah Mall 1
Jl. Metro Pondok Indah, Jakarta 12310 - Indonesia
Phone: +62 21 7662155 
Website: www.teritorri.com  Facebook: Teritorri  Twitter: @teritorri

Comments

Popular Posts