Modernisasi Megibung Versi Kunyit Restaurant, The Anvaya Bali

Jika di pulau Jawa dikenal istilah bancakan atau botram (bahkan sekarang sedang trend!), Bali mempunyai "Megibung". Let's find out more!

Megibung berasal dari kata "gibung" yang artinya kegiatan dilakukan oleh banyak orang, dimana saling berbagi satu sama lainnya. Asal mula tradisi ini diperkenalkan oleh Raja Karangasem pada tahun 1614 Caka (1692 Masehi) ketika pergi berperang ke Lombok. Prinsip kebersamaan dan saling menghormati dalam kegiatan makan bersama dapat meningkatkan semangat juang para prajurit dalam berperang kala itu. Kebiasaan ini masih dipertahankan hingga sekarang di kabupaten Karangasem dan Lombok pada saat ada upacara adat maupun keagamaan.

Suatu budaya atau tradisi yang bermakna tentunya baik untuk diperkenalkan secara luas bagi masyarakat. Kini kita tidak perlu jauh-jauh ke ujung timur pulau Bali (dan menunggu saat ada upacara) untuk bisa mencoba Megibung. Kunyit Restaurant menghadirkannya agar dapat dialami sendiri dengan lebih mudah oleh semua orang, dan setiap saat.

Kunyit Restaurant merupakan bagian dari The Anvaya Beach Resort Bali, sebuah hotel bintang lima yang berada di kawasan Kuta. Lokasi hotelnya strategis, di tepi jalan Kartika Utama yang ramai. Khusus untuk restorannya selain bisa diakses dari hotel, juga bisa dicapai langsung dari luar hotel.





Bangunan restorannya sendiri luas, beratap tinggi, dengan banyak sisi yang pintunya bisa dibuka full sehingga sirkulasi udara sangat baik. Tanpa pendingin ruangan, saya tidak merasa kepanasan meskipun di luar matahari bersinar terik. Secara keseluruhan restoran bergaya modern-klasik-elegan, menggunakan banyak unsur kayu yang di-twist dengan dicat hitam sehingga tampil lebih modern. Elemen-elemen interiornya berkesan grandeur namun tetap hangat, tanpa meninggalkan aspek tradisional melalui detil-detil etnik Indonesia di berbagai bagian ruangan. Very nice touch.



Sebagai bagian dari Megibung, prosesi cuci tangan menjadi atraksi tersendiri yang menarik bagi tamu. Pelayan akan menuangkan air dari kendi untuk tamu membasuh tangan. Selain arti harafiahnya untuk membersihkan tangan sebelum makan, prosesi ini sebagai simbol penyucian diri pada Megibung versi aslinya.

Sambil menunggu hidangan datang, disajikan cemilan berupa kerupuk beras home made dengan sambal terasi sebagai cocolan dan minuman khas Bali yang disebut loloh cemcem. Minuman sehat ini terbuat dari perasan daun cemcem yang dicampur tamarin sehingga rasanya asam segar meskipun ada aroma daun dan seberkas pahit. Unik, dan kabarnya minuman ini lumayan jadi trend dan banyak dicari di Bali.


Terdapat 2 pilihan paket Megibung yang ditawarkan Kunyit Restaurant yaitu paket Bali Aga (375k) yang menggunakan daging babi (pork) dan paket Tenganan (355k) untuk tamu yang tidak menyantap daging babi. Kedua paket sama-sama berisi hidangan pembuka, menu utama, dan hidangan penutup. Satu paket Megibung dapat dinikmati dua orang, disajikan di atas dulang kayu khas Bali yang sudah ada di setiap meja. Hidangan utama tersaji dalam satu piring besar, dan di dalamnya masing-masing menu ditempatkan terpisah dalam takir kecil dari daun pisang serta cobek mini untuk sambalnya. Berbeda dengan Megibung tradisional yang lebih mirip bancakan, penyajian di sini lebih modern, higienis, dan tentu menarik. Sebuah "kemasan" yang sophisticated untuk menarik minat turis.

Paket Tenganan yang saya coba terdiri dari sate lilit ikan, sate sapi, dan sate ayam di bagian tengah. Di sekelilingnya ada udang bakar, gorengan dan kerupuk, ayam panggang bumbu kalas, ikan bakar sambal matah, kacang panjang bumbu kalas, sambal mbe, dan sambal bongkot. Appetizer berupa komoh ikan (sup ikan berkuah bening dengan rempah khas Bali) serta nasi merah dan nasi putih dihidangkan terpisah di luar dulang.


Semua komponen dalam setiap takir diolah dengan baik dan enak. Tidak ada masalah dengan rasa bagi saya, namun secara pribadi saya menilai keseluruhan hidangan ini tergolong mild untuk hidangan khas Bali. Sebagai penggemar menu tradisional Bali yang kuat rempah-rempahnya, saya mendapati versi modern ini tidak se-otentik versi tradisionalnya. Bisa dimaklumi, karena "penyesuaian rasa" ini penting untuk memenuhi selera lebih banyak orang (terutama turis asing).


Selesai menyantap hidangan utama, saatnya ditutup dengan dessert platter yang masih menjadi bagian dari paket Megibung. Satu piring besar kembali dihidangkan di atas dulang, di dalamnya terdapat 4 mangkuk berisi buah potong, bubur ketan hitam, pisang goreng wijen, dan kue-kue basah.

Selain paket Megibung yang menjadi daya tarik, masih ada menu andalan lain untuk Anda pilih. Cita rasa sudah tentu diutamakan, menggunakan bahan baku berkualitas, dan disempurnakan dengan tampilan plating yang apik. Selera makan jadi meningkat, dan tanpa terasa makanan pun telah sampai pada suapan terakhir.

Bebek Goreng Kunyit (159k)
Set menu disajikan di atas tray kayu dengan nasi putih atau nasi merah, lawar (sayuran), sup, buah potong, sambal campur, dan sambal mbe. Bebek goreng bumbu kunyit terlihat sangat menggoda dengan tampilan luarnya yang garing kecoklatan, crispy ketika digigit. Daging bebek di dalamnya masih empuk, tidak keras/kering, dan yang terpenting bumbunya cukup meresap sehingga menghilangkan aroma daging bebek yang kurang saya sukai. Kalau biasanya saya malas makan bebek goreng, tak berlaku untuk signature dish milik Kunyit Restaurant yang satu ini. Enak banget!



The Anvaya Prawn Laksa (95k)
Laksa dengan kuah santan yang berisi udang, tahu, bakso ikan, telur, sayuran, dan mie. Konsistensi kuahnya pas, dari sisi rasa balance dan mantap, udangnya besar dan segar. Yummy!



Es Podeng (55k)
Dessert
manis dingin yang biasa kita temukan di pedagang kaki lima ini dihadirkan lebih berkelas melalui plating yang clean dan cantik. Terdiri dari potongan roti tawar, agar-agar, tapai ketan hijau, daging buah alpukat, dan satu scoop es podeng yang gurih-creamy karena dibuat dengan campuran santan. Susu kental manis coklat dan taburan kacang sangrai tumbuk semakin melengkapi dessert yang terasa menyegarkan di cuaca panas.




Minuman
Membicarakan makanan tentu tak lengkap tanpa minuman, namun sengaja saya bahas belakangan karena dalam hal ini makananlah bintangnya. Siang itu cerah ceria di daerah Kuta. Tentunya minuman dinginlah yang menjadi pilihan. Sila disimak deretan minuman yang kami coba. Semuanya menyegarkan, ampuh sebagai penghilang dahaga.




Terlepas dari segala kelebihan dan kekurangannya, Megibung yang coba dihadirkan oleh Kunyit Restaurant berhasil meng-upscale makanan tradisional sekaligus mempopulerkan salah satu tradisi makan ala Bali. Sebuah usaha yang layak diapresiasi karena bisa semakin memperkenalkan keragaman budaya Indonesia ke kancah internasional. Bravo!

Iseng, saya cek TripAdvisor dan Google mengenai Kunyit Restaurant. Dua sumber tersebut bagi saya cukup terpercaya dalam hal review konsumennya. Banyak yang berkomentar positif mengenai hidangan Megibung di sini. Tamu suka, tak jarang yang memuji, dan kebanyakan dari mereka adalah turis asing. Kalau mereka saja suka, masa kita yang warga negara Indonesia, sang pemilik tradisi, malah tidak mau mencoba? Jangan mau kalah dengan para turis asing, ya... buruan cobain Megibung di Kunyit Restaurant!





Kunyit Restaurant
The Anvaya Beach Resort Bali
Jl. Kartika Plaza, Tuban, Bali
Tel. +62 361 759991
Instagram: @Kunyit_Resto

Comments

Popular Posts