Bakmi Kemurnian, Bakmi Dua Generasi

Ketika berkesempatan ke daerah Kota, sengaja saya mampir ke Bakmi Kemurnian yang sudah terkenal ini. Lokasinya terletak di Jalan Kemurnian IV, tepatnya di Gang Mangga, maka warung bakmi ini dulunya lebih terkenal dengan sebutan Bakmi Gang Mangga.


Bagi yang menggunakan moda transportasi umum atau tidak mau direpotkan dengan parkir kendaraan, bisa menggunakan bus transjakarta koridor 1 (Blok M-Kota) dan turun di halte Olimo. Dari halte ini kita bisa berjalan kaki tidak terlalu jauh menuju ke Jalan Kemurnian IV seperti yang waktu itu saya lakukan. Menurut saya cara ini lebih praktis karena di sekitar restonya sendiri cukup sulit parkir kendaraan (terutama mobil) mengingat jalan yang sempit dan padat rumah penduduk.








Bangunan restonya sendiri tidak besar, tidak bertingkat, terlihat sebuah bangunan lama yang sudah direnovasi sedikit-sedikit. Bagian pintu masuknya jelas sudah diganti dengan pintu kaca rayban ala toko/kantor untuk menghadang teriknya sinar matahari. Memasuki resto, nuansa "old style" semakin terlihat dari meja-meja kayu panjang dan bangku plastik sederhana yang mengisi ruangan. Di belakang ruang makan terletak dapur yang berkonsep open kitchen dengan jendela kaca besar. Melalui jendela ini pengunjung dapat melihat seluruh bagian dapur dan menyaksikan sang pemilik meracik menu bakmi. Meskipun resto ini terkesan "jadul" tetapi tidak demikian dengan dapurnya. Menurut saya dapurnya jauh dari kesan "seadanya" dan tergolong modern, serta yang penting bersih dan teratur. Kondisi keseluruhan restonya pun bersih dan nyaman karena sudah dilengkapi pendingin ruangan -sesuatu yang sangat penting ada di daerah utara Jakarta yang terkenal panas, apalagi di siang hari!



Menurut Bapak Alex sang pemilik, warung bakmi ini sudah beroperasi lebih dari 60 tahun dan beliau merupakan pemilik generasi kedua yang menjalankannya. Menu yang tersedia memang hanya bakmi saja, dengan dua pilihan topping yaitu daging ayam dan babi. Bagi teman-teman yang muslim tidak perlu khawatir karena Bapak Alex sangat concern akan hal ini. Jika ada pesanan bakmi ayam dan bakmi babi pada saat bersamaan, maka yang akan diracik lebih dahulu adalah bakmi ayamnya, setelah selesai baru meracik bakmi babi. Dengan cara ini, sangat minim kemungkinan bakmi ayam terkena topping daging babi dari sendok atau sumpit yang digunakan saat meracik. Bagi yang memesan bakmi babi harus sedikit bersabar menunggu, apalagi jika yang memesan bakmi ayam lebih banyak -tepat seperti yang saya alami saat berkunjung bersama teman-teman ketika itu.


Bakmi Ayam (IDR 24k)
Bakminya sudah pasti home made dan dimasak dengan tingkat kematangan yang pas. Bentuk mie tidak terlalu tipis/halus, keriting, dengan tekstur agak kenyal tetapi enak. Bakmi disajikan kering tidak berkuah dengan topping daging ayam cincang dan sawi hijau rebus, sedangkan kuah kaldu disajikan terpisah dalam mangkuk kecil. Daging ayam yang dicincang kasar sudah dimasak sehingga warnanya sedikit kecoklatan dan tentu tidak hambar. Kuah kaldunya gurih namun dibuat tidak terlalu asin sehingga light dan pas jika dicampurkan dengan mie.




Bakmi Babi (IDR 24k)
Sama seperti bakmi ayam, disajikan kering di mangkuk dengan topping daging babi dan sawi hijau, plus kuah kaldu di mangkuk kecil terpisah. Topping daging babi cukup banyak, dimasak dengan sedikit bumbu sehingga berwarna kecoklatan (seperti pada daging ayam) dan dagingnya sudah ada rasanya tidak hambar. Cincangan cukup halus (atau mungkin digiling), bumbunya meresap ke daging, dan bagusnya tidak banyak daging yang berlemak sehingga saya bisa menikmatinya. Kalau boleh jujur, bakmi babi ini lebih harum dan yummy dari bakmi ayamnya... 






Pelayanan di sini tergolong baik dan cepat. Staff-nya cukup sigap dan terlihat sudah terbiasa menangani banyak pembeli saat resto sedang ramai. Rombongan kami tidak perlu menunggu terlalu lama hingga makanan tersaji. Peralatan makan beserta bumbu pelengkap sudah tersedia di meja sehingga dapat kita tambahkan sendiri sesuai selera. Teman-teman yang menyukai rasa pedas umumnya menambahkan sambal supaya rasanya lebih "nendang", tetapi saya sengaja ingin menikmatinya tanpa tambahan bumbu apa pun sehingga dapat mengetahui cita rasa aslinya. Terbukti Bakmi Kemurnian ini rasanya sudah pas mantap tanpa tambahan apa pun.

Harga makanan tergolong wajar dan sesuai untuk seporsi bakmi dengan topping daging yang cukup banyak, dan yang penting rasanya enak. Tak heran jika Bakmi Kemurnian bisa terus bertahan hingga dua generasi dan selalu ramai pengunjung. Recommended!


Bakmi Kemurnian (d/h Bakmi Gg. Mangga)
Jl. Kemurnian IV, Gajah Mada, Jakarta
(seberang Bakmi Gg. Mangga Doyok)

Comments

Popular Posts