Mengingat Vietnam Melalui Do An

Tak terasa kunjungan saya ke Vietnam sudah lebih dari sembilan bulan yang lalu, agak kangen juga... terutama dengan salah satu kotanya, Hanoi. Bagi saya, mengingat suatu daerah atau kota pasti teringat dengan makanannya, apalagi untuk Vietnam yang memiliki beragam makanan khas.

Untuk sedikit mengobati kerinduan pada Hanoi, kali ini saya mencoba salah satu restoran khusus makanan Vietnam yang menurut rekomendasi seorang teman cukup enak dan rasanya masih "Vietnam banget". Teman saya ini sudah sering bertualang kuliner di Vietnam, tentu bisa saya percaya rekomendasinya. 

Đồ Án, sebuah restoran Vietnam yang outletnya sudah tersebar di beberapa area Jakarta, salah satunya di Area 51 Pondok Indah Mall. Menempati lokasi di food court PIM yang selalu ramai tentunya memberikan suatu advantage dimana lebih banyak orang mengetahui keberadaan resto ini dan diharapkan tertarik untuk mencoba. Saya termasuk salah satunya ;)





Outlet Do An terletak di ujung paling dalam lantai 1 Area 51, agak dekat dengan eskalator dan lift. Papan nama restoran terpampang besar dan sangat jelas di bagian atas outlet, beserta gambar seorang perempuan berbaju tradisional Ao Dai dan topi caping yang merupakan ciri khas Vietnam. Dari papan namanya saja kita sudah cukup dapat mengenali identitas Vietnam, ditambah lagi dengan tagline "Vietnamese Experience" di bawah namanya.



Warna merah terang seperti bendera negara Vietnam mendominasi tampilan outlet Do An. Bagian depan outlet tergolong sederhana dengan penataan modern minimalis, dipercantik beberapa lampion gantung. Dapur berada di bagian dalam, tertutup, dengan sebuah jendela kecil tempat mengeluarkan makanan yang siap dihidangkan. Di sebelah kiri depan terdapat papan merah besar berisi daftar menu. Seluruh nama menu masih menggunakan bahasa Vietnam dengan sedikit keterangan berbahasa Inggris di bawahnya. Bingung atau ragu? Jangan khawatir karena setiap menu dilengkapi dengan foto untuk memudahkan customer memilih menu. Jika malas membaca satu persatu menu di papan, masih ada beberapa menu andalan dan best seller yang terpampang dengan foto lebih besar pada neon box dan layar LCD di atas kasir.



Sebenarnya ada beberapa menu yang menjadi incaran untuk saya coba, namun apa daya, kebetulan saya datang sendiri dan sebelumnya sudah "ngemil" salad ketika menemani teman berbuka puasa. Jadilah saya hanya bisa memilih satu menu saja.


Bun Bo Hue (IDR 55,5k ++)
Spicy beef noodle soup "Hue" style

Malam ini saya sedang ingin makanan yang hangat, berkuah, namun sedikit spicy. Bun Bo Hue adalah pilihan tepat yang memenuhi semua kriteria tersebut. Semangkuk rice noodle berkuah kecoklatan berisi potongan daging sapi serta taburan daun bawang dan cilantro dirajang tipis. Di mangkuk terpisah disediakan pelengkap yang terdiri dari tauge (bean sprouts) mentah, selada, potongan jeruk nipis, dan sambal. Kuahnya yang masih mengepul sangat "mengundang" untuk segera dicicipi. Mari langsung kita coba!


Seperti biasa saya pasti mencicip kuahnya terlebih dahulu, apa adanya sebelum ditambah pelengkap. Kuah kaldu yang tampak kecoklatan itu sebenarnya bening (clear soup), rasanya gurih tetapi masih light dan terasa tidak terlalu banyak menggunakan penyedap rasa. Saya lihat banyak potongan cabai merah halus di dalam kuah, tak heran kalau pedasnya cukup terasa sejak seruputan pertama. Selain cabai merah (jenis cabai keriting pedas atau bahkan rawit) terdapat juga potongan bawang bombay dan tentunya rajangan daun bawang dan cilantro yang seakan wajib ada dalam noodle soup Vietnam. Potongan bawang bombai sepertinya dimasukkan dalam keadaan mentah saat akan disajikan, lalu menjadi sedikit matang karena siraman kuah panas sehingga teksturnya masih agak crunchy dan terasa manis ketika dikunyah. Aroma cilantro sedikit over powering di lidah saya, tetapi memang demikianlah "standar" makanan di Vietnam sana. 





Daging sapi yang digunakan seperti daging untuk sukiyaki. Potongannya tipis, empuk, dan tidak banyak lemak sesuai request saya ketika memesan tadi. Saya yang biasanya picky soal daging sapi kali ini bisa menghabiskan semua potongan daging tanpa komplain. Mie berasnya tidak lebar, agak tebal, dan berwarna putih pekat, agak berbeda dengan yang saya makan ketika di Vietnam dulu -lebih lebar, tipis, dan warnanya putih sedikit transparan. Tingkat kematangannya pas, tidak terlalu lunak ataupun kenyal.



Bahan pelengkap yang disajikan mentah saya masukkan semua ke dalam kuah selagi masih panas sehingga menjadi sedikit matang. Tauge yang digunakan berjenis besar,  lebih crunchy dan terasa manis, menambah tekstur dan rasa pada noodle soup ini. Jangan lupa perasan jeruk nipis yang memberikan seberkas rasa asam segar harus ditambahkan agar keseluruhan rasanya menjadi mantap dan balance. Sambal dalam piring plastik kecil itu sebenarnya enak (dimasak dengan terasi atau mungkin ebi goreng ditumbuk halus sehingga aromanya sedap), tapi karena kuahnya sudah pedas maka tidak saya tambah sambal lagi.






Pelayanan di sini standar seperti umumnya food court, dimana customer harus menunggu makanannya disiapkan kemudian membawanya sendiri ke meja. Masalahnya, saya harus menunggu cukup lama untuk semangkuk noodle soup, padahal kondisi resto sedang sepi. Saya lihat customer yang baru memesan setelah saya selesai membayar di kasir justru makanannya tersaji duluan. Sedikit mengecewakan :(

Dari segi harga, Do An tergolong agak mahal jika kita hanya melihat price list tanpa mencoba makanannya ~contohnya untuk semangkuk Bun Bo Hue saya harus membayar Rp 62.900,- termasuk pajak dan service. Namun jika dipikir lagi, harga tersebut menjadi worth it karena rasanya yang enak dan mirip dengan versi asli di Vietnamnya. Tidak seberapa dibanding jika harus terbang ke Vietnam langsung, kan?
Meskipun belum pernah mencoba Bun Bo Hue langsung di kota asalnya (ketika ke Vietnam saya belum sempat mengunjungi kota Hue) menurut saya pribadi rasanya enak dan mewakili cita rasa makanan khas Vietnam. Dari semua komponen yang ada, aroma cilantro pada kuahnya sangat mirip dengan semangkuk pho yang saya nikmati pertama kali di sebuah kedai kecil di kota Hanoi (cerita bisa dibaca di sini). Nostalgic!

Do An
Pondok Indah Mall 1, Lt. 1, Area 51
Jl. Metro Pondok Indah, Jakarta Selatan
Facebook: DO AN Vietnamese Restaurant

Comments

Popular Posts