Mumpung Ketemu Marutama Ramen


Mumpung?? Kenapa mumpung?

Ya.. karena mumpung saya sedang berkunjung ke Living World Alam Sutera, mumpung sedang kepingin makan ramen, dan mumpung ada teman yang mau menemani makan ramen juga. Aji mumpung? Bisa dikatakan demikian...

Saya bersama sahabat tiba di Living World pada jam makan siang, dengan perut yang sudah lumayan lapar dan minta diisi. Dari awal memasuki mall ini, saya sudah melihat sebuah resto ramen yang namanya cukup sering saya dengar/baca di referensi kuliner online. Setelah sempat berkeliling ke seluruh area makanan di lantai dasar untuk mencari alternatif lain, keputusan akhir tetap ke resto ramen yang kami lihat di awal.





Marutama Ramen, berlokasi di lantai dasar Mall Living World. Interiornya bernuansa modern minimalis dengan permainan lighting yang cukup catchy di bagian atas area dapurnya. Ornamen interior yang benar-benar bergaya Jepang hanyalah dua frame penuh tulisan Jepang yang ditempatkan di atas area dapur yang diterangi lighting menarik itu. Saya lupa bertanya tentang isi atau makna tulisan tersebut, maklum sudah memasuki tahap kelaparan, maka prioritas utama ya.. makan!!





Area restonya terbilang kecil dengan beberapa meja dan kursi berwarna coklat gelap, serta sebuah meja panjang seperti "bar area" yang berada persis di depan dapurnya. Meja dapurnya dibuat agak tinggi sehingga customer yang makan di meja panjang ini tidak akan menghadap langsung ke dalam dapur. Dapurnya sendiri jelas merupakan open kitchen karena tidak ada bagian yang disembunyikan. Customer bisa menyaksikan menu ramen diracik di dapur yang kecil namun compact, teratur, dan bersih ini.




Ramennya sendiri dibuat fresh setiap hari, seperti tertera di papan menunya. Saya tidak tahu apakah di outletnya ini ada demo (dipertunjukkan) pembuatan ramennya, tapi saat kami datang pastinya tidak ada karena outlet pun sedang sepi. Marutama Ramen menggunakan hakata-style untuk menu ramennya, berikut sedikit penjelasan tentang hakata-style yang dikutip dari Wikipedia:


Hakata ramen originates from Hakata district of Fukuoka city in Kyushu. It has a rich, milky, pork-bone tonkotsu broth and rather thin, non-curly and resilient noodles. Often, distinctive toppings such as crushed garlic, beni shoga (pickled ginger), sesame seeds, and spicy pickled mustard greens (karashi takana) are left on tables for customers to serve themselves. Ramen stalls in Hakata and Tenjin are well-known within Japan. Recent trends have made Hakata ramen one of the most popular types in Japan, and several chain restaurants specializing in Hakata ramen can be found all over the country.




Tumpukan mangkuk saji yang bermotif ramai nan cerah diletakkan di atas meja dapur sebagai elemen penghias ruangan. Cantik dan fungsional! Hmm.. kalau customer butuh mangkuk kosong tambahan bisa langsung ambil sendiri, nih.. *grin*




Tak lupa, karena masih dalam suasana Natal, ada satu set pajangan keramik bertema Natal yang diletakkan berjejer di atas meja dapur panjang tersebut. Di antara lima pajangan itu, saya suka cute angel bergaun merah dan Santa Claus-nya yang gendut membulat seperti bola.




Di setiap meja juga tersedia satu set condiments yang terdiri dari bawang putih goreng, wijen utuh yang sudah disangrai, bubuk cabai, merica dan tusuk gigi (yang terakhir ini sebenarnya bukan termasuk condiment yah..). Setiap set diltempatkan dalam kotak kayu pendek yang berfungsi sebagai nampan.




Menu utama di sini tentunya ramen, dengan 6 pilihan menu yang kelihatannya lezat menggoda. Sempat bimbang menentukan pilihan, karena menu yang awalnya saya incar keduluan dipesan teman saya. Jadilah saya harus beralih ke menu lain, dan oleh sang waitress disarankan untuk mencoba menu ramen original ala Marutama. Aha.. good idea!


Marutama Ra-men (IDR 58k)
Original ramen using Marutama homemade "Tori-paitan". Topping the ramen are fresh negi (spring onion), Aosa seaweed, and Char Siew.

Menu ini dapat dipilih antara "Pork or Chicken" dan "Spicy or Non Spicy". Pilihan saya tentunya pork dan spicy, berani pilih spicy karena waitress-nya mengatakan kalau kategori spicy ini tergolong tidak terlalu pedas. Baiklah, mari kita coba rasanya! 
Pertama-tama pasti saya coba dahulu kuahnya yang tampak lezat saat masih hangat mengepul. Yeah, and I was right! This broth was delicious as its 'look'. Kuahnya terlihat pekat, tetapi ternyata tidak terlalu "berat". Rasa gurihnya pas, tidak berlebihan, dan yang terpenting bukan gurih dari banyaknya bumbu penyedap/MSG. Saya agak bingung karena ketika memesan tadi waitress mengatakan bahwa kuahnya adalah pork broth, tapi ketika saya cek di menu tertulis bahwa menu ini memakai tori-paitan alias chicken broth. Mana yang benar nih, ya? Next time I have to make sure about this!

Tingkat kematangan ramennya pas, tidak terlalu keras atau lunak. Dua potongan tipis pork char siew yang menjadi topping utama menu saya terlihat agak berlemak. Saya sebenarnya agak ragu menyantapnya karena sama sekali tidak suka daging berlemak, tapi… karena ini topping utama akhirnya saya makan juga. Not bad, dagingnya empuk dan lemaknya tidak terlalu terasa (karena saya menguyahnya dengan cepat dan langsung ditelan.. hehe..). Negi dan seaweed-nya melengkapi kelezatan ramen ini ketika sudah dicampur dan dimakan sekaligus. Tak lupa saya tambahkan wijen sangrai dan bawang putih goreng untuk memperkaya rasa dan tekstur. Overall saya puas dengan menu ini, dan satu lagi catatan saya: porsinya lumayan besar!






Ebi Ra-men (IDR 69k)
Ebi ramen is the one that packs the strongest taste of all. Fresh tiger prawns are slowly simmered in chicken broth to bring out the flavour before they are blended together with dried shrimp paste to create a rich prawn soup base that is unique and simply defies tradition.

Menu teman saya ini juga dapat dipilih antara "Pork or Chicken" dan "Spicy or Non Spicy". Tentunya teman saya memilih chicken dan spicy. Tampilannya lebih cantik dari menu saya dengan adanya dua ekor udang cukup besar yang memberi "warna" pada keseluruhan isi mangkuknya. Saya sempat mencicipi sesendok kuahnya, rasanya basically tidak jauh berbeda dengan menu saya, hmm.. berarti kemungkinan menu ramen saya memang kuahnya tori-paitan bukan tonkotsu. Pada menu ini saya juga tidak merasakan secara nyata prawn soup base yang terbuat dari campuran dried shrimp paste seperti tertera di keterangan menunya. Apa karena saya mencobanya kurang banyak yaa? Next time I will order ebi ramen just for myself! hehehe...




Chawan Mushi 
(IDR 18k)
Savoury steamed egg custards with chicken and shimeji mushroom.


Teman saya memesan chawan mushi ini setelah menghabiskan ebi ramen dengan cepat dan ternyata dia belum cukup kenyang. Jadilah chawan mushi yang bisanya sebagai appetizer kali ini menjadi dessert. Saya pun mencicip sesendok chawan mushi ini. Rasanya gurih dan teksturnya lembut, dengan topping potongan ayam dan jamur shimeji yang cukup banyak. Rasa dan besar porsinya pas sehingga tidak membuat eneg. Teman saya yang menurut pengakuannya baru pertama kali mencoba chawan mushi juga menyukai rasanya. A recommended side dish!





Cold Ocha (IDR 12k, refillable)


Minuman "standar" pilihan saya saat makan di resto Jepang ya pastinya ocha, dan selalu ocha dingin! Cold ocha di sini enak, tidak terlalu pekat, tidak pahit, dan refillable pula. Saya kurang tahu bisa refill sampai berapa kali, karena saya hanya sanggup menghabiskan dua gelas saja alias sekali refill doank.





Marutama Ramen
Living World Mall, Ground Floor Unit G-32
Jl. Alam Sutera Boulevard Kav. 21, Serpong, Banten
Tel. +6221 2923 9450 
Facebook: Marutama Ra-men      Twitter: @MarutamaRamen

Comments

Popular Posts